Penulis: Abu Wafa
-
Isinga: Objectification and Abjection in Women
PS. Artikel ini berbahasa Inggris, yang ditulis oleh Abu Wafa dan Ramayda Akmal. Publikasi resmi dari jurnal Ghancaran bisa diakses pada tautan berikut. https://doi.org/10.19105/ghancaran.v5i2.8753 INTRODUCTION The word “patriarchy” literally means the rule of the father or the patriarch, and originally it was used to describe a specific type of male-dominated family, the large household of…
-
Isinga: Menyingkap Bungkus Narasi Papua
PS. Tulisan ini pendek karena tujuan utamanya untuk mengikuti Sayembara Resensi Novel Kalipa (sekarang berganti nama menjadi Kalimasada) 2021. Informasi lebih lanjut, bisa dicek pada tautan Instagram saya berikut: https://www.instagram.com/share/p/BAu1Vayizy Isinga (2015), novel berlatar Papua karya Dorothea Rosa Herlianay, membuka sekaligus menutup ceritanya dengan sebait puisi yang sama: Matahari dan bulan itu bagaikan dua bersaudara//…
-
Meniti Buku Puisi Terdepan, Terluar, Tertinggal Menuju Hiperrealitas
PS. Tulisan ini dibuat untuk memenuhi Diseminasi bertajuk Menjajaki Posdekonstruksi di UGM tahun 2023, yang kemudian tulisan ini dibukukan bersama tulisan lain dengan judul Sastra dalam Konstelasi Wacana (2024). Tampilan sampul, halaman kolofon, daftar isi, dan sedikit isi dari tulisan ini di dalam buku tersebut telah disertakan di bagian terakhir. Abstrak Penelitian ini mengupas buku…
-
Sepotong Senja dan Suara Bercerita
ditulis oleh Abu Wafa dan Abdul Jabbar Pati B. PS. Tulisan ini mulanya adalah tugas UAS mata kuliah Naratologi yang diampu oleh Ramayda Akmal, yang kemudian tulisan ini, bersama dengan tulisan yang lain, dibukukan di dalam book chapter berjudul Selintas Naratologi: Sastra dan Film Indonesia, tahun 2023. Lebih lanjut mengenai tampilan buku dan tangkapan layar…
-
biodata singkat
Bekerja dan tinggal di Mojokerto, Jawa Timur, Indonesia. Sebagai seorang sastrawan, fokus utamanya adalah pada sastra anak, mencakup puisi, cerpen, dan novel tanpa terjebak pada klise. Buku puisi pertamanya, Cara Menghitung Anak (2017), mengeksplorasi masa lalu anak di generasi 90-an yang berlanjut pada Budi Sedang Membaca Halaman Rumah (2022), dengan tema besar: “Budi sedang belajar.”…
-
Memamah Makna Makan: Kritik Karya Dwi Januartanto
PS. Tulisan ini mulanya sebagai tanggung jawab saya menulis kritik serius setelah mendapatkan kelas kritik seni rupa yang dilaksanakan oleh Kolektif Kecoa Timur, 2021. Dwi Januartanto Eat Pray Love (2019) Readymade plastic sacks & ropes 100 x 180 cm Tahun 2019, publik seni, tak terbatas pada publik seni rupa, sempat digemparkan oleh Dwi Januartanto (selanjutnya…
-
Memahami Siswa Lebih Dekat Lewat All About Me
PS. Tulisan ini pernah dipublikasi di Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Tahun Ketiga, Februari 2018, yang diinisiasi oleh Kampus Guru Cikal, juga sebagai reportase saya saat mengajar di SMP YPJ Tembagapura dalam rentang tahun yang sama. Pengarsipan ini bertujuan agar metode yang kami terapkan bisa digunakan, setidaknya disesuaikan, untuk para pendidik masa kini. Semoga…
-
Kesiapan Pemuda dalam Mengawal Bahasa Indonesia menjadi Bahasa Internasional
(Tulisan ini pernah saya presentasikan selaku narasumber mewakili pemuda pada pertemuan Rakoorda PPCBI (Rapat Koordinasi Pemuda Penggerak Cinta Bahasa Indonesia) Se-Jawa Timur dengan tema “Peran Pemuda dalam Pemartabatan Bahasa Indonesia” di Hotel Utami, Sidoarjo, tanggal 6–8 Mei 2014) I Pemuda selalu identik dengan perubahan di sebuah negara. Perubahan yang lebih baik di masa depan dibebankan…
-
Badu Balas Budi
Badu dan Budi adalah sahabat sejati sejak lahir. Mereka bersahabat sejak lahir karena kedua orang tua mereka adalah tetangga dekat. Rumah Badu sebelah barat dan rumah Budi sebelah timur, hanya dipisahkan jalan setapak. Karena kedekatan kedua orang tua yang sudah bertahun-tahun tersebut, mereka memilih kamar bersalin yang saling bersebelahan, seperti rumah mereka. Badu lahir sepuluh…